Banyak orang yang masih mengira bahwa e-commerce saja yang butuh situs web, padahal tidak demikian. Setiap perusahaan membutuhkan situs web yang performanya baik agar terlihat profesional dan bisa menjadi sumber informasi bagi konsumen dan target audience. Karena itu, diperlukan API monitoring agar situs web performanya selalu baik.
Di sini kita akan membahas tentang optimasi situs web, apa saja yang perlu dimonitor dan bagaimana cara memonitornya? Sebelum mencari tahu tips bergunanya, simak dulu pengertian monitoring performa web di bawah ini.
Apa Itu Monitoring Performa Web dan Kenapa Itu Penting?
Performa website sangat dibutuhkan oleh setiap perusahaan. Sebagai pengguna, saat kita membuka situs tertentu, sudah pasti kita akan menyukai performa web yang sempurna. Kalau waktu loading lama dan waktu respons lama, tentu akan membuat banyak pengunjung situs tidak puas. Kebanyakan orang tidak akan menghabiskan waktu lama di situs semacam ini.
Monitoring situs web merupakan pemeriksaan yang komprehensif terhadap daya respons dan performa yang dilakukan situs. Situs web yang performanya baik seharusnya mampu meminimalkan waktu kesalahan, mengoptimalkan pemuatan halaman, dan memastikan pengguna memiliki pengalaman yang sebaik mungkin.
Jika mengabaikan performa situs web, maka akan menjadi masalah besar pada sebagian besar bisnis di industri apa pun. Sebagai contoh kasus, situs retailer online terbesar di dunia, Amazon, pernah mengalami gangguan di tahun 2013 yang terjadi selama 40 menit. Akibat performa yang menurun ini, maka Amazon kehilangan penjualan sekitar $4.2 juta. Contoh lainnya, rusaknya Facebook di tahun 2021 menyebabkan hilangnya keuntungan sebesar $100 juta!
Dua contoh dari Amazon dan Facebook di atas membuktikan bahwa performa situs web yang buruk akan langsung berpengaruh ke pendapatan perusahaan. Tentu jumlah nominal yang hilang akan berbeda-beda di setiap industri dan sangat bergantung dari skala perusahaan juga. Tapi yang pasti monitoring situs web sangat penting untuk keberlangsungan perusahaan.
Selain itu, secara keseluruhan situs web memang perlu dimonitor untuk menghindari terjadi masalah yang terlalu besar. Jika masalah sudah diidentifikasi terlebih dulu sebelum menjadi besar, maka memecahkan dan mencari solusinya pun jadi jauh lebih mudah.
Optimasi Situs Web: Apa yang Perlu Dimonitor?
Lalu apa saja yang perlu dimonitor pada situs web? Pendekatan umum dalam mengoptimalkan situs web adalah: sangat penting untuk memantau performa semua komponen yang ada di dalam web, semua beban pada sistem, ketersediaan jaringan server, dan parameter kondisi hardware. Terlebih lagi, sangat krusial untuk mengumpulkan metrik individual yang lebih spesifik. Tujuannya untuk membantu menemukan dan memahami perilaku situs web yang bermasalah.
Setelah mengetahui apa saja masalah yang sedang dialami situs web, maka akan lebih mudah untuk mencari solusi dan mengatasinya agar performa web kembali normal. Mari kita bahas apa saja yang perlu diperiksa dan apa yang perlu dilakukan.
Berikut ini adalah hal-hal yang perlu dicek:
- Waktu respons situs web
- Host virtual yang menjalankan server web
- Servis web SOAP
- Kondisi server secara keseluruhan.
Lalu yang harus dilakukan adalah:
- Mengumpulkan statistik performa server web
- Mengumpulkan statistik HTTP error
- Menganalisis log dan notifikasi server web
- Menganalisis server error
- Konsolidasi status server yang menjadi load balancer
- Memantau server dan database yang mendasari server web
- Memantau pemanfaatan CPU, memori, bandwith, dan server KPI lainnya
- Mengumpulkan statistik downtime mulai dari per jam, per hari, per minggu, per bulan, hingga per tahun.
Seberapa Sering Monitor Performa Web Perlu Dilakukan?
Apakah melakukan tes performa sekali dalam setahun sudah cukup? Jelas ini sangat kurang, karena performa situs web dapat berubah sewaktu-waktu, dikarenakan berbagai faktor. Setiap perusahaan sangat disarankan untuk memonitor web setidaknya sebulan sekali. Dengan melakukan pengujian secara teratur akan memudahkan perusahaan dalam mengidentifikasi masalah dan mengatasinya.
Tips Meningkatkan Performa Web dengan Monitoring Web/API
Berikut ini adalah 5 tips yang bisa diterapkan dalam meningkatkan performa web dengan monitoring Web/API:
1. Pilih Perangkat yang Tepat
Perangkat monitor dan analisis performa web mampu menghadirkan info diagnosis terkait performa web saat berada di berbagai kondisi. Namun perangkat yang paling efektif adalah yang mampu melangkah lebih jauh. Artinya, perangkat tersebut melakukan pengujian dari berbagai lokasi di browser yang sebenarnya, pada sejumlah kondisi jaringan.
2. Fokus pada Metrik yang Penting
Saat pengguna menggunakan situs web, kebanyakan akan mencari feedback visual untuk memastikan bahwa semua berjalan sesuai apa yang diharapkan. Karena itu, pastikan untuk fokus pada metrik yang berhubungan dengan visual. Contohnya Time to First Byte, First Paint, First Contentful Paint, and Total Blocking Time, yang sangat user centric, mementingkan kebutuhan pengguna. Performa web yang paling mendasar akan terjaga bila elemen di atas selalu dimonitor.
3. Monitor Core Web Vitals
Core Web Vitals pertama kali diperkenalkan Google di tahun 2020. Ini adalah sekumpulan metrik yang digunakan untuk mengukur pengalaman pengguna di situs web. yang diukur termasuk loading time, pengalaman interaktif, dan stabilitas konten. Google menggunakan Core Web Vitals sebagai bagian dari algoritme ranking pencarian. Situs web yang performanya baik di metrik ini dapat meningkatkan ranking pencarian mereka.
Berikut ini adalah metrik yang dianggap vital dan dapat meningkatkan ranking pencarian:
- Largest Contentful Paint
Largest Contentful Paint atau LCP mengindikasikan waktu loading kumpulan data yang paling penting, entah itu berupa teks ataupun gambar, yang berada di antara area yang terlihat.
- Cumulative Layout Shift
Cumulative Layout Shift atau CLS mengevaluasi stabilitas situs web. CLS sangat berhubungan dengan pengalaman pengguna karena CLS mengukur pergerakan konten yang tak terduga pada satu halaman situs.
Pergerakan yang tak terduga ini sering kali disebabkan oleh berbagai masalah performa, seperti lambatnya memuat elemen yang muncul dengan tiba-tiba di area halaman yang terlihat, sehingga menyebabkan konten lain berpindah.
- First Input Delay
First Input Delay atau FID mengukur waktu antara interaksi pengguna, seperti saat klik tautan dan waktu respons browser.
Jika Core Web Vitals selalu dimonitor, maka ketiga metrik yang vital di atas dapat selalu dicek performanya setiap saat. Identifikasi masalah atau jika ada area yang perlu dioptimalkan akan lebih mudah.
Monitoring Web sangat penting untuk aktivitas operasional bisnis kita, jadi pastikan menggunakan layanan monitoring web yang bisa diandalkan seperti Netmonk. Hadir sebagai salah satu penyedia layanan monitoring jaringan di Indonesia, solusi Netmonk telah digunakan oleh beberapa perusahaan besar dan kementerian. Yuk, uji coba layanan Netmonk selama 14 hari untuk mengetahui apa saja fitur yang tersedia!
Referensi:
https://stackify.com/website-performance-monitoring-and-optimization-best-practices/