Berbagai perubahan dalam cara kerja kita berdampak dengan signifikan terhadap keamanan cyber, tak terkecuali monitoring jaringan. Karyawan perusahaan tak bisa lagi selalu merasa tenang karena jaringan yang digunakan kantor pasti aman. Tim pengembang terus mengubah dan menghancurkan sistem yang lama, sehingga mungkin beberapa unsur terkespor ke internet.
Peretas akan melacak pengguna jaringan, perubahan, dan layanan, karena itu keamanan jaringan tidak bisa bertahan lama. Padahal, jaringan kerja yang aman saat ini menjadi tulang punggung setiap bisnis modern. Karena itu diperlukan aplikasi monitoring jaringan secara berkala. Sebenarnya apa yang harus dilindungi di dalam jaringan? Kenapa harus dilakukan terus-menerus? Simak info selengkapnya di bawah ini.
Apa yang Harus Dilindungi di Jaringan?
Dalam jaringan perusahaan di bisnis modern, ada begitu banyak perluasan karena karyawan bisa bekerja dari jarak jauh dan berbagai tugas bisa diselesaikan dengan komputer. Seringkali perusahaan juga menggunakan sistem yang diintegrasikan dengan pihak ketiga. Jadi, jaringan tak lagi terhubung ke perangkat dan sistem yang ada di kantor dan pusat data saja, akan tetapi yang perlu dilindungi di dalam jaringan perusahaan jadi meluas.
Mulai dari hardware hingga software jaringan itu sendiri, hingga ke semua perangkat yang digunakan untuk mengakses jaringan, sampai ke titik akhir IoT yaitu laptop dan smartphone. Keamanan jaringan saat ini harus mampu melampaui batas cloud. Jaringan harus dilindungi hingga ke hardware dan software lainnya yang terintegrasi serta aset yang dihosting perusahaan.
Tak sampai di situ saja, nyatanya monitoring jaringan bekerja dengan lebih rumit lagi karena beberapa layanan (terutama yang hostingnya di cloud) mungkin hanya aktif dalam waktu yang cukup singkat. Alasannya karena digunakan hanya untuk proyek atau acara tertentu. Dengan jaringan yang tersebar, maka model monitoring jaringan yang relevan dengan sistem modern adalah yang mampu bekerja secara menyeluruh.
Kesalahan Apa yang Mungkin Terjadi di Jaringan?
Jaringan yang digunakan perusahaan bisa menjadi rentan dengan berbagai cara. Beberapa contoh yang mungkin terjadi adalah adanya kesalahan konfigurasi, sertifikat yang sudah kedaluwarsa, ada aset baru yang ditambahkan ke dalam lingkungan cloud, ada patch yang hilang, atau ekspos layanan tertentu ke internet yang sebenarnya tidak perlu dilakukan.
Tak hanya itu saja, jaringan perusahaan sangat berisiko menerima penyerangan dari luar dengan cara phishing, penyusupan rantau pasokan, dan kredensial yang terekspos. Sebagai contoh, servis Windows SMB di dalam jaringan internal sebenarnya bukan sesuatu yang rentan di internet. Tapi jika terekspos ke internet, maka akan berubah menjadi sesuatu yang rentan.
Contoh lainnya adalah perusahaan telekomunikasi di Australia yang mengalami kebocoran data di tahun 2022. Karena masalah ini, ada lebih dari 11 juta data konsumen yang terekspos secara umum. Ini terjadi karena adanya API yang tidak dilindungi. Untuk mengakses API tersebut bahkan tidak diperlukan otentikasi pengguna. Siapa pun yang menemukan API tersebut di dunia maya bisa langsung mengaksesnya tanpa username, apalagi password.
Jika kesalahan di jaringan dibiarkan terjadi terus-menerus dan tidak segera ditangani, tentu saja jaringan akan terganggu. Karyawan mungkin masih bisa menggunakannya tapi dengan risiko data bocor. Selain itu, kemungkinan performa jaringannya akan melambat. Dengan begitu, produktivitas karyawan akan sangat terganggu. Efisiensi kerja jelas tidak akan tercapai sesuai tujuan awal. Tapi yang lebih parah tentu jika data sampai bocor ke pihak lain yang bisa dimanfaatkan untuk berbagai hal negatif.
Bagaimana Caranya Melindungi Jaringan?
Untuk melindungi jaringan perusahaan dari kebocoran dan serangan peretas, diperlukan monitoring jaringan yang dilakukan secara berkelanjutan. Caranya adalah dengan memindai jaringan secara berkala agar mudah menemukan berbagai hal yang rentan serta mencegahnya berkembang menjadi masalah yang lebih besar. Monitoring menggunakan otomatisasi untuk mendeteksi dan menemukan adalah kesalahan atau titik lemah di perangkat, software, dan sistem operasi.
Monitoring jaringan mendeteksi kesalahan di jaringan dengan cara mengirimkan probe untuk mencari apakah ada port dan layanan yang terbuka. Setelah daftar layanan ditemukan, maka setiap layanan akan diteliti satu-persatu untuk mendapat info lebih lanjut. Kelemahan konfigurasi dan kerentanan lain yang mungkin terjadi juga akan dicari di tahap ini.
Wajar saja jika sebuah jaringan perusahaan memiliki berbagai sistem yang bekerja menurut tugasnya masing-masing. Mulai dari laptop dan workstation yang ada di kantor dan di rumah (jika ada karyawan yang bekerja dari jarak jauh) serta sistem di platform cloud. Karyawan di kantor mungkin akan menggunakan beberapa sistem operasi sekaligus.
Ada banyak sekali yang bisa dipindai dan dilindungi dalam pemindaian jaringan. Memilih elemen apa saja yag harus dipindai bisa jadi tantangan sendiri karena jumlah elemen yang sangat banyak. Tapi ada beberapa cara untuk mempermudah pengambilan keputusan ini, yaitu kategorikan berdasarkan sensitivitas, cakupan, dan eksposur.
Kenapa Monitoring Jaringan Harus Terus Dilakukan?
Kualitas jaringan selalu berubah. Ada layanan baru yang diluncurkan, aplikasi web yang diperbarui, perubahan izin, ditambah lagi ada perangkat yang ditambah atau dihapus. Semua unsur ini dapat menimbulkan potensi jaringan melemah. Karena itu diperlukan monitoring jaringan secara berkelanjutan untuk memberi info dan feedback terkait berbagai perubahan ini secara real-time.
Monitoring jaringan secara berkala tidak hanya berhenti pada memberi info saja, tapi sekaligus juga menilai dan memprioritaskan jika ada masalah atau hal rentan yang harus ditangani. Dengan begitu, pengguna jaringan bisa lebih memahami risiko yang mungkin terjadi di seluruh infrastruktur yang digunakan. Dengan info yang jelas, maka kita tahu kemungkinan apa yang akan terjadi dan jika ada masalah bagaimana cara mengatasinya dengan tepat.
Monitoring jaringan juga memperlihatkan apa yang mungkin dilihat dan dapat diakses oleh peretas. Dengan begitu, kita bisa lebih mudah mencari solusi yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut. Monitoring secara berkelanjutan tak hanya memberikan visibilitas terhadap kerentanan di lingkungan IT dan perangkat jarak jauh, tapi juga kejelasan info terkait hal-hal yang rentan dan akibatnya bagi bisnis.
Itulah alasan pentingnya dilakukan monitoring jaringan secara berkelanjutan untuk melindungi data dan keamanan jaringan. Pastikan menggunakan layanan monitoring jaringan yang berkualitas, seperti Netmonk yang sudah memberikan solusi monitoring sejak tahun 2017 hingga kini Netmonk dipercaya oleh lebih dari 1000 pelanggan.
Pendirian Netmonk diinisiasi oleh anak muda yang ingin meningkatkan dan memperkuat kualitas internet di Indonesia, agar bisa digunakan dan didistribusikan dengan mudah di seluruh Indonesia. Tentunya, perusahaan yang menggunakan jasanya dapat memiliki koneksi yang aman dan praktis, dengan tarif layanan yang terjangkau.