API adalah standar de facto yang digunakan developer software untuk memungkinkan komunikasi antara komponen software yang tidak kompatibel dari beberapa platform yang berbeda-beda. Agar API bisa tetap berjalan dengan baik, maka dibutuhkan API monitoring untuk memastikan performanya tetap baik dan konsisten, meski di tengah lalu lintas dan permintaan yang tinggi. Temukan Cara kerja API monitoring di bawah ini.
Apa Itu API?
API adalah sekumpulan fungsi atau prosedur yang mengatur titik akses untuk sistem, layanan, atau aplikasi tertentu dalam situs web. API merupakan mekanisme yang memungkinkan dua komponen perangkat lunak agar saling berkomunikasi dengan menggunakan serangkaian definisi dan protokol.
Sebagai contoh, ada sistem perangkat lunak API dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang isinya adalah cuaca per hari, bahkan per jam. Lalu di ponsel kita ada aplikasi yang menginformasikan tentang cuaca. Nah, aplikasi ini berkomunikasi dengan sistem BMKG melalui API.
Apa Itu API Monitoring?
API monitoring merupakan proses pemantauan secara konstan baik untuk ketersediaan titik akhir API dan validitas pertukaran datanya. Sembari memonitor API, kita juga bisa meningkatkan visibilitas ke bagaimana API beroperasi dan performanya.
API perlu terus dipantau untuk mendeteksi kegagalan atau jika ada aplikasi yang lambat, serta agar dapat:
- Memastikan transaksi multi-step sukses
- Validasi data yang kembali dan mengatasi eror
- Menemukan virus atau masalah yang terjadi di integrasi API pihak ketiga.
Bagaimana API Monitoring Meningkatkan Performa API?
API monitoring memungkinkan evaluasi performa API dari berbagai perspektif, diantaranya skalabilitas performa loading permintaan dan beberapa permintaan sekaligus. Selain itu, performa pergantian data untuk validasi struktur dan hasil yang diharapkan juga dicek. Dengan cara ini, API monitoring bisa digunakan untuk memaksimalkan tugas di berbagai perusahaan.
Berikut ini adalah cara API monitoring meningkatkan keandalan situs web:
1. Lampaui Ketersediaan API, Validasi Waktu Aktif Fungsional
Ketersediaan atau waktu aktif API adalah standar dalam API monitoring. Di saat yang sama, pemantauan ketersediaan saja tidak cukup untuk transaksi API yang melibatkan pertukaran data. Dengan kata lain, kita harus menguji berbagai macam kata kerja, seperti layanan Create, Read, Update, dan Delete (CRUD) di semua sumber aplikasi yang diekspos via API untuk memastikan bahwa memang layanan tersebut bisa dioperasikan.
Dengan menggunakan alat pemantauan sintetis dengan monitoring API multi-step adalah salah satu cara untuk mendapatkan ketersediaan API dengan mengandalkan data. Pemantauan sintetis hanya menggunakan serangkaian API yang sudah ditentukan sebelumnya.
2. Jangan Lupakan Ketergantungan API
Mungkin ada API internal dan/atau API eksternal lain yang bergantung pada input dan output API aplikasi kita. Meskipun kita sudah menerapkan strategi API monitoring, API yang lain mungkin menggunakannya juga, tapi mungkin tidak. Karena API saling bergantung, jadi kita juga harus memantau perilaku API pihak ketiga yang menjadi sandaran aplikasi kita.
3. Adopsi Otomatisasi Pengujian ke Dalam API Monitoring
Otomatisasi pengujian akan mempermudah performa kita sehingga kita dapat menentukan strategi API monitoring. Pengujian di dalam API monitoring yang diatur secara otomatis akan memudahkan monitor secara rutin di interval waktu yang teratur. Siklus ini akan meningkatkan kinerja API di setia tahap proses rilis kode.
4. Pilih Perangkat yang Memiliki Fungsi Mengingatkan dengan Kuat
Ada perangkat monitoring yang hanya kuat di visualisasi metrik saja. Tentu fungsi ini juga penting, tapi alangkah lebih baiknya jika memiliki fungsi mengingatkan (alerting) dengan kuat. Visualisasi metrik membutuhkan intervensi manusia yang konstan untuk mengetahui kalau ada yang salah terkait erornya API. Karena itu, perangkat dengan kemampuan mengingatkan yang kuat harus menjadi prioritas dalam memilih perangkat API monitoring.
Metrik API yang Harus Dimonitor
Berikut ini metrik API yang harus dimonitor:
1. Availability atau Uptime
Ketersediaan atau waktu aktif API adalah ukuran yang dinyatakan dalam persentase yang direpresentasikan sebagai 99.9% atau 99.99%. Terkadang, hal yang sama dihitung sebagai waktu henti per tahun sebagai rata-rata secara keseluruhan.
2. CPU dan Penggunaan Memori
Penggunaan CPU dan memori server host API adalah tanda bahwa mesin virtual, kontainer, atau node gateway API kelebihan beban. Kalau sudah kelebihan, maka performa API akan melambat. Kita dapat mengukur penggunaan CPU di seluruh cluster yang menghosting kode API di aplikasi kita, serta jumlah proses yang menunggu untuk dijalankan yang dikenal juga sebagai beban CPU atau ukuran antrian proses. Sementara itu memori secara sederhana dapat diukur sebagai persentase dari memori yang tersedia dan yang sedang digunakan.
3. Konsumsi API
Konsumsi PI menghitung permintaan per menit dan permintaan per detik. Kita dapat mengelompokkan beberapa panggilan API menjadi satu panggilan API dengan skema penomoran halaman yang fleksibel untuk menurunkan konsumsi API.
Perlu dicatat bahwa monitoring secara sintetis tidak diperuntukkan untuk menghitung rata-rata konsumsi, karena mengemulasikan transaksi individual alih-alih memantau volume transaksi gabungan. Instrumentasi telemetri untuk mengukur dan melaporkan tingkat konsumsi biasanya dirancang ke dalam desain API sejak awal. Atau bisa juga dipantau dengan alat Application Performance Monitoring (APM).
4. Waktu Respons
Waktu respons adalah perhitungan yang cukup rumit untuk diukur dengan API pihak ketiga karena latensi perekaman yang bermasalah dan mungkin karena ada isu di jaringan itu sendiri. Pendekatan terbaik untuk memantau latensi adalah dengan menggunakan alat API monitoring yang dapat melaporkan latensi jaringan dan waktu respons API secara terpisah.
5. Tingkat Eror
Tingkat eror, seperti kesalahan per menit dan kode error, memberikan detail terperinci dalam melacak masalah di stiap API individual. Misalnya, kode error di kisaran 400 – 500 menyiratkan API atau penyedia layanan web yang bermasalah.
Meski begitu, mungkin ada juga kesalahan API dengan status 200OK yang tidak dirancang menggunakan kode status HTTP yang tepat. Perangkat monitoring secara sintetis bisa membandingkan hasil pengujian dengan nilai yang diharapkan untuk mengonfirmasi akurasi respons API di luar kode status.
6. Konsumen API Unik
Metrik konsumen API yang unik memberikan wawasan tentang keseluruhan pertumbuhan dan kondisi konsumen baru berdasarkan jumlah pengguna aktif bulanan. Penurunan konsumen secara tiba-tiba selama jam operasional puncak ditafsirkan sebagai gejala adanya masalah mendasar di platform aplikasi.
Tingkatkan performa situs web dengan layanan monitoring jaringan terpercaya di Indonesia, Netmonk. Kondisi perangkat jaringan selalu dipantau demi memastikan kinerjanya dapat berjalan dengan optimal. Netmonk hadir sebagai solusi API monitoring dan monitoring web agar selalu bisa cek secara real-time 24 jam setiap hari. Tersedia uji coba selama 14 hari, langsung saja kunjungi situs web untuk mendapat layanan terbaik!