Setiap jaringan internet yang digunakan untuk bisnis tentu direncanakan dengan baik. meski begitu, jaringan yang sudah disiapkan dengan sangat baik pun dapat mengalami downtime juga. Sebelum mengetahui dampak dan cara mengatasinya, cari tahu dulu penyebab downtime yang paling sering terjadi.
Penyebab Downtime Jaringan
Network downtime bisa jadi disengaja dan direncanakan terlebih dulu. Teknisi jaringan dengan sengaja mematikannya selama periode waktu tertentu untuk menerapkan perubahan konfigurasi yang diperlukan. Namun, downtime jaringan juga sering kali disebabkan karena memang ada gangguan. Berikut ini beberapa penyebab downtime yang biasa terjadi:
1. Human Error dan Kesalahan Konfigurasi
Downtime jaringan sering kali disebabkan karena kesalahan manusia. Misalnya, jika tim jaringan membuat perubahan yang menolak akses ke sumber daya yang dibutuhkan suatu kelompok jaringan, maka kelompok tersebut kemungkinan akan mengalami downtime, sehingga jaringan pun tidak berfungsi.
Contoh lainnya adalah jika ada administrator jaringan yang kurang berpengalaman tidak sengaja menyebabkan jaringan berhenti karena salah melakukan konfigurasi. Ternyata konfigurasinya tidak sesuai dengan kebijakan keamanan perangkat.
2. Ancaman Keamanan
Keamanan yang rentan di hardware, software, maupun firewall juga dapat menyebabkan waktu henti alias downtime. Misalnya, ada peretas yang dengan sengaja mengutak-atik suatu peringkat dan ternyata ini menjadi penyebab jaringan mati.
Dampak Downtime Jaringan
Saat para profesional merancang sebuah jaringan, mereka biasanya menerapkan tindakan failover supaya jika terjadi gangguan maka lalu lintas dapat dialihkan ke tautan cadangan yang memastikan jaringan tetap bisa beroperasi. Tapi jika tautan cadangannya tidak tersedia, maka downtime mungkin akan terjadi dan teknisi akan kesulitan mengatasinya. Akan lebih sulit lagi kalau masalahnya hanya dapat diperbaiki oleh jaringan yang sudah tidak beroperasi lagi.
Saat downtime jaringan terjadi, perusahaan tidak dapat melakukan operasi dasar. Beberapa masalah yang terjadi karena downtime jaringan antara lain adalah:
- Karyawan tidak bisa masuk ke aplikasi
- Karyawan tidak dapat terhubung satu sama lain
- Bisnis tidak dapat melayani pelanggan sama sekali.
Pada situasi downtime yang lebih parah, bahkan dampaknya bukan hanya ke perusahaan itu sendiri saja, tapi bahkan bisa berdampak ke area bisnis yang lain. Sistem dan aplikasi komputer lain bergantung pada jaringan, sehingga begitu downtime terjadi maka akan menciptakan efek yang mengganggu ke seluruh jaringan yang saling terhubung.
Jika jaringan mati di area perumahan, tentu juga merugikan bagi sebagian orang. Tapi jika terjadi downtime di perusahaan, maka dampak kerugiannya akan sangat besar. Tidak ada pelayanan, pemasukan terhenti dan pelanggan pun akan sangat dirugikan.
Cara Mengatasi Downtime Jaringan
Berikut ini beberapa cara mengatasi jaringan yang sedang mengalami waktu henti:
1. Manajemen Domain Jaringan
Ahli di bidang jaringan biasanya menggunakan jaringan yang terpisah. Jaringan ini beroperasi sebagai bagian dari domain manajemen. Alat domain manajemen dapat membantu tim dalam memonitor kinerja jaringan, melindungi jaringan dari ancaman, dan memperbaiki masalah yang terjadi.
Alat domain jaringan mencakup:
- Alat monitoring jaringan: gunanya memberikan informasi tentang kinerja jaringan dan dapat mendeteksi potensi masalah sebelum terjadi.
- Alat manajemen kesalahan: secara efektif monitoring kinerja jaringan untuk mendeteksi, mendiagnosis, mengisolasi, dan memulihkan masalah.
- Alat kepatuhan jaringan: perangkat yang diaudit untuk memastikan perangkat tersebut sesuai dengan standar keamanan, mengidentifikasi aktivitas yang mencurigakan, dan memperbaiki keamanan yang tidak konsisten.
Jika perusahaan tidak memiliki manajemen jaringan yang terpisah dengan ketiga alat di atas, maka ahli jaringannya harus menemukan metode alternatif untuk mendeteksi sumber downtime dan memulihkannya.
2. Menggunakan Alat Otomatisasi Jaringan
Alat jaringan otomatis dapat membantu para profesional menerapkan perubahan konfigurasi. Namun otomatisasi tidak serta merta menghilangkan kemungkinan terjadinya human error. Administrator jaringan menulis skrip yang secara otomatis menerapkan perubahan. Jadi kalau ada kesalahan dalam skrip, alat tersebut akan terus menerapkan perubahan atas kesalahan tersebut.
Beberapa alat otomatisasi jaringan tingkat lanjut memiliki kemampuan verifikasi, tapi juga tidak menghilangkan risiko human error. Meski demikian, alat ini sangat membantu dan memastikan konfigurasi tetap sesuai dengan standar dan dapat melakukan pengujian di dalamnya.
Cara Mencegah Terjadinya Downtime Jaringan
Selain mengetahui cara mengatasi downtime jaringan, penting juga mencari tahu bagaimana cara mencegah downtime terjadi. Ada beberapa cara yang bisa diupayakan perusahaan, di antaranya adalah:
1. Audit dan Monitoring Keseluruhan Sistem
Mulailah dengan menganalisis keseluruhan sistem jaringan secara seksama, termasuk yang ada risiko internal dan eksternalnya. Selama proses ini, tim jaringan akan menemukan beberapa kelemahan yang dapat difokuskan ke depannya agar tidak terjadi downtime. Audit dan montioring perlu dilakukan di setiap aset, termasuk:
- router
- server dan software
- kabel
- pasokan listrik
- penyedia layanan cloud
- penyedia layanan internet
- penyedia utilitas.
Dokumentasikan segala kemungkinan bagian yang rentan. Jika terjadi downtime, maka ahli jaringan dapat memeriksa bagian yang rentan ini terlebih dulu dan meminimalkan downtime yang lama. Dengan gambaran lengkap infrastruktur IT, maka bisa menerapkan monitoring secara terus-menerus untuk tiap komponen jaringan. Dengan begitu, downtime dapat dicegah dengan baik.
2. Membangun Redundancy
Dengan koneksi jaringan redundancy, perusahaan dapat dengan mudah beralih dari satu ISP ke ISP lainnya jika penyedia jaringan utamanya mati. Sistem redundancy membantu mengurangi dampak buruk dari kesalahan atau penghentian dan memastikan kelanjutan pengoperasian. Jika masalahnya adalah kecepatan, jaringan redundancy juga menawarkan lebih banyak jalur untuk mengakses data, sehingga dapat menggunakan jalur tercepat.
3. Terapkan Daya Cadangan
Jenis redundancy lainnya adalah daya cadangan. Satu daya yang tidak pernah terputus mendeteksi saat sumber listrik utama mati dan akan segera menyala agar perangkat elektronik yang digunakan perusahaan tetap online. Perangkat ini biasanya menyediakan daya selama sekitar 30 – 60 menit. Waktu ini cukup untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu dan mematikan peralatan elektronik dengan aman.
4. Berinvestasi untuk Alat yang Berkualitas
Selalu gunakan peralatan IT yang berkualitas tinggi. Meskipun hardware berkualitas memerlukan biaya lebih mahal di awal, performa yang andal dan pengurangan waktu henti di sepanjang penggunaannya dapat menghemat biaya dalam jangka panjang dan lebih menguntungkan.
Ternyata dampak yang dihasilkan downtime jaringan sangat besar, terutama bagi jaringan yang digunakan oleh perusahaan. Segala pekerjaan bisa terhenti, yang dirugikan bukan hanya perusahaannya saja, tapi juga pelanggannya. Karena itu, pastikan untuk selalu memonitor jaringan agar meminimalkan terjadinya waktu henti/downtime.
Gunakan jasa penyedia monitoring jaringan yang berkualitas seperti Netmonk untuk mengawasi jaringan bisnis Anda. Melalui produk unggulannya, Netmonk Prime, yang mengakuisisi data dari perangkat jaringan, lalu divisualisasikan menjadi dasbor analitik yang mudah dipahami. Langsung saja kunjungi web Netmonk untuk info lebih lanjut.