Di era digital saat ini, data menjadi kekuatan yang mendorong kesuksesan bisnis, kecepatan, dan performa. Perusahaan mengandalkan transfer dan pemrosesan data yang lancar agar dapat membuat keputusan secara real-time, meningkatkan pengalaman pelanggan, dan tetap menjadi yang terdepan di tengah persaingan. Namun ada satu yang harus lebih diperhatikan, yaitu latensi jaringan
Dalam bisnis digital, jaringan merupakan hal yang akan sangat mempengaruhi lancar atau tidaknya proses transaksi. Kalau sampai terjadi latensi, maka bisnis akan terganggu. Sebenarnya apa itu latensi jaringan dan apa saja dampaknya pada kinerja bisnis digital? Cari tahu di sini, lengkap dengan solusinya.
Apa Itu Latensi Jaringan?
Latensi jaringan mengacu pada penundaan atau keterlambatan yang terjadi saat paket data berpindah dari satu titik ke titik yang lain melalui sebuah jaringan. Pada umumnya, latensi jaringan diukur dalam milidetik (ms), yang mewakili waktu yang diperlukan paket data untuk melakukan perjalanan dari sumber ke tujuan, lalu kembali lagi.
Penundaan yang terjadi selama beberapa mili detik memang tampaknya sangat sebentar dan banyak yang mengira tidak akan berpengaruh besar. Tapi sebenarnya keterlambatan selama beberapa mili detik akan berdampak signifikan pada performa data, terutama pada aplikasi penting dan skenario real-time seperti main game online, melakukan transaksi keuangan, dan streaming video.
Dampak Latensi Jaringan Terhadap Bisnis Digital
Latensi jaringan dapat mengarah ke berbagai tantangan dan keterbatasan yang mengganggu performa data. Berikut ini adalah beberapa dampak utama akibat terjadinya latensi jaringan:
1. Transfer Data Melambat
Latensi yang tinggi akan berakibat pada kecepatan transfer data yang lambat, sehingga terjadi keterlambatan dalam mengakses informasi penting dan mentransfer kumpulan data, terutama yang ukurannya besar. Tentu saja kondisi ini akan berdampak negatif pada produktivitas kerja dan menghambat proses pengambilan keputusan secara real-time.
Jika terjadi di perusahaan, tentu ini akan sangat mengganggu. Terutama untuk posisi pekerjaan yang harus sering melakukan transfer data. Baik ukuran datanya kecil maupun besar, waktu yang dibutuhkan lebih lama sehingga pekerjaan yang seharusnya cepat selesai jadi jauh lebih lama.
2. Tingkat Respons Aplikasi
Latensi yang tinggi akan berdampak secara langsung terhadap respons aplikasi. Latensi yang meningkat dapat menyebabkan penundaan dalam berbagai tugas. Misalnya saat memuat halaman web yang seharusnya membutuhkan beberapa detik, kali ini jadi lebih lama.
Interaksi aplikasi juga jadi lebih lambat sehingga pengalaman pengguna saat menggunakan aplikasi pun jadi jauh dari memuaskan. Tak jarang, saking lamanya memuat halaman, pengguna aplikasi akan merasa frustrasi dan akhirnya memutuskan untuk menutupnya, lalu pindah ke aplikasi lain yang sejenis.
3. Risiko Kehilangan Data
Di lingkungan dengan tingkat latensi yang tinggi, paket data mungkin akan mengalami kesalahan. Lebih parahnya lagi, data bisa hilang selama proses transmisi. Tentu saja ini dapat mengakibatkan data jadi tidak konsisten.
Jika latensi sangat tinggi dan terjadi dalam waktu lama, maka akan sangat berpengaruh kepada integritas informasi bisnis yang penting. Perusahaan yang mengalami hal ini bisa jadi kehilangan integritas dan reputasinya memburuk. Apalagi kalau terjadinya terlalu sering, reputasi perusahaan akan sangat terganggu.
4. Menghambat Performa Aplikasi Berbasis Cloud
Latensi jaringan juga ternyata dapat berdampak terhadap aplikasi yang menggunakan cloud. Latensi yang tinggi akan menghambat kinerja aplikasi cloud, sehingga penurunan produktivitas aplikasi pun terjadi. Performa yang lambat tentu akan sangat berpengaruh pada hilangnya pendapatan.
5. Menghambat Komunikasi Real-time
Khusus untuk aplikasi yang sangat bergantung pada komunikasi secara real-time seperti konferensi video, latensi yang tinggi akan sangat menghambat prosesnya. Yang terganggu bisa berupa audio dan video. Keduanya akan putus-putus dan komunikasi pun tidak akan lancar. Tentu saja produktivitas akan sangat terganggu.
6. Mengganggu Tingkat Kompetitif
Bisnis digital merupakan pasar yang sangat kompetitif. Saingan yang ada di industri serupa akan menggantikan perusahaan kita dengan cepat saat jaringan perusahaan kita mengalami latensi tinggi. Apalagi kalau perusahaan kompetitor latensinya rendah. Mereka jadi mampu memberikan pengalaman pelanggan terbaik yang sulit diberikan perusahaan kita.
Dalam bisnis digital sangat penting untuk memiliki sistem yang responsnya lebih cepat dibandingkan kompetitor. Akan lebih dikenal di tengah industri yang penuh saingan, loyalitas pelanggan pun akan semakin tinggi dibandingkan perusahaan lain yang latensinya tinggi.
Solusi Menghadapi Latensi Jaringan
Latensi jaringan merupakan salah satu faktor yang krusial di dalam performa perusahaan, terutama yang sangat mengandalkan bisnis digital. Perusahaan yang berencana mengoptimalkan performa data dan memastikan operasi berjalan dengan lancar bisa mempertimbangkan beberapa solusi di bawah ini:
1. Optimasi Jaringan
Jaringan bisa dioptimasi dengan cara di bawah ini:
- Menerapkan mekanisme Quality of Service (QoS) untuk memprioritaskan lalu lintas data dan mengurangi lalu lintas data dan mengurangi latensi untuk beberapa aplikasi yang penting.
- Memanfaatkan Content Delivery Networks (CDNs) untuk menyimpan cache dan mengirimkan data dari server terdekat, meminimalkan jarak yang perlu ditempuh paket data.
- Gunakan teknik pembentukan lalu lintas untuk mengontrol penggunaan bandwith dan meminimalkan kemacetan, sehingga latensi pun bisa berkurang dan jaringan jadi lebih lancar.
2. Peningkatan Infrastruktur
Solusi yang kedua adalah dengan meningkatkan infrastruktur, caranya adalah sebagai berikut:
- Tingkatkan peralatan dan infrastruktur jaringan untuk memanfaatkan teknologi yang lebih cepat, seperti kabel serat optik dan koneksi bandwith yang lebih tinggi.
- Pastikan desain dan konfigurasi jaringan yang tepat, optimalkan jalur routing untuk meminimalkan latensi dan meningkatkan kecepatan transfer data.
- Menerapkan mekanisme redundansi dan failover untuk memitigasi dampak kegagalan jaringan dan mengurangi risiko terjadinya downtime.
3. Monitoring dan Analisis
Cara yang ketiga adalah monitoring dan analisis jaringan yang bisa dilakukan dengan cara di bawah ini:
- Menerapkan alat monitoring jaringan agar bisa terus mengukur dan menganalisis tingkat latensi, menemukan hambatan, dan area apa yang perlu ditingkatkan.
- monitoring jaringan dan sesuaikan konfigurasi jaringan agar bisa mengoptimalkan aliran data dan mengurangi tingkat latensi.
- Menilai performa jaringan secara berkala dengan menggunakan Key Performance Indicators (KPIs) untuk memastikan bahwa latensi tidak terlalu tinggi. Jadi kalaupun terjadi, latensi tetap berada di dalam batas yang bisa diterima.
Agar performa bisnis digital selalu aman dan tidak menghasilkan kerugian, pastikan untuk selalu melakukan monitoring jaringan. Netmonk menghadirkan Netmonk Prime, solusi monitoring jaringan, yang dapat membantu menjaga jaringan secara proaktif.
Netmonk mudah digunakan dan cepat pengaturannya, pendaftarannya hanya cukup dilakukan satu kali saja menggunakan alamat IP. Semua data perangkat pun akan langsung ditampilkan. Kerja tim IT pun akan dipermudah dengan bekerja sama dengan Netmonk.
Referensi:
https://utilitiesone.com/understanding-the-impact-of-network-latency-on-data-performance