API atau Application Program Interface fungsinya adalah guna mengizinkan dua sistem saling berkomunikasi. Misalnya, saat memakai aplikasi ponsel maka akan tersambung ke internet lalu ke server dan kembali ke Anda. Perannya yang sangat krusial ini membuat monitoring API metrics sangat penting.
Bayangkan jika tanpa monitoring pada Application Program Interface, masalah akan semakin menumpuk. Meskipun metode API sudah dirancang sedemikian rupa, bugs bisa saja muncul dan ini dapat mempengaruhi user experience. Parahnya lagi, jika kesalahan itu konsumen yang menemukan terlebih dahulu.
Tentunya, tidak ingin hal semacam itu terjadi bukan? Oleh karena itu, monitoring API metric sangat penting. Apa saja metric yang perlu monitoring secara intens? Mari simak bersama 5 metrics di bawah ini.
1. Latensi Maksimal dan Rata-rata
Latensi data adalah waktu yang sebuah data atau perintah perlukan untuk berangkat dari sumber ke tujuan. Satuan dari latensi adalah milidetik, semakin mendekati nol artinya kecepatan semakin baik.
Pengukuran rata-rata dan maksimal latensi sebaiknya memperhatikan berbagai hal, misalnya rute dan geografi.
2. Request per Minute dan Error per Minute
Request per minute atau RPM adalah cara mengukur performa web API untuk mengetahui berapa banyak request yang bisa ditangani. Umumnya jumlah RPM ini lebih rendah daripada yang seharusnya.
Fungsi monitoring metrik ini adalah memastikan efisiensi dari jumlah RPM yang ada. Umumnya cara efisiensi yang sering dilakukan adalah dengan pengelompokan multiple request menjadi satu. Mengapa efisiensi perlu? Hal ini karena jumlah request bisa saja berbeda setiap waktu.
Error per minute atau failure rate merupakan pengukuran seberapa banyak kesalahan yang terjadi. Untuk bisa mengukur jumlah kesalahan yang terjadi, penting mengetahui jenis kesalahannya. Apakah error pada API karena memang ada bugs, atau rancangan API itu sendiri yang kurang baik.
3. Uptime
Uptime merupakan standar amat penting dalam mengukur ketersediaan layanan. Cara kerjanya adalah dengan mengirim perintah ke API endpoint dan kemudian mendapat balasan dengan kode HTTP yang sesuai. Rata-rata pengukuran uptime menggunakan sistem ping.
4. Time to First Hello World
Bagi yang memahami bahasa pemrograman seperti C, kata Hello World mungkin tidak asing. Akan tetapi, Hello World di sini maksudnya adalah kecepatan waktu yang user perlukan untuk menampilkan transaksi API setelah landing website.
Contohnya, berapa lama yang user perlukan dari membuka websitemu ke mendaftar? Atau dari mendaftar di website ke pembelian produk dan sejenisnya.
Semakin cepat maka semakin baik, dan jika setelah itu user tidak kembali maka ada sesuatu yang salah.
5. Pemakaian Memori dan CPU
Persentase pemakaian CPU yang tinggi artinya server kelebihan beban. Kemudian, monitoring memory fungsinya adalah untuk mengetahui pemakaian resource selama ini.
Apabila persentase pemakaian CPU tinggi maka perlu ada peningkatan, dan jika memori berlebih bisa dikurangi. Dengan begini, tidak akan ada masalah seputar server dan pemakaian memori juga efisien.
Fungsi-fungsi dari masing-masing metrik API di atas sangat krusial, bukan? Itulah mengapa API performance metrics dan monitoring sangat penting agar kinerja website lancar, maksimal, dan efisien. Sebenarnya selain 5 API metrics di atas, masih ada beberapa API lagi yang juga tidak kalah penting untuk dimonitoring. Misalnya, seperti API retention, API calls per business transaction, dan unique customer. Gunakan jenis API metrics yang paling sesuai dengan kebutuhanmu saat ini, agar manfaat terbaik dapat dirasakan.
Sumber:
https://apimetrics.io/key-performance-api-metrics/
https://dzone.com/articles/13-api-metrics-that-every-platform-team-should-be
https://sematext.com/blog/api-monitoring/
https://stackify.com/top-api-performance-metrics-every-development-team-should-use/