Multi-Cloud Monitoring: Keuntungan dan Tantangannya

Multi-cloud adalah strategi yang menggunakan 2 cloud publik yang berbeda. Namun ternyata strategi ini dapat menimbulkan masalah baru.

Multi-cloud Monitoring

Monitoring jaringan dapat memudahkan pemilik SMB (small-medium business) dan perusahaan (enterprise) dalam hal memonitor perangkat jaringan mereka. Namun, memonitoring jaringan dalam perusahaan tidak semudah yang terlihat. Terlebih jika Anda mengaplikasikan multi-cloud environment untuk perusahaan. Multi-cloud adalah sebuah strategi yang menggunakan dua atau lebih layanan cloud computing yang berbeda.

Bahasa sederhananya, multi-cloud berarti Anda menggunakan beberapa cloud public yang berbeda untuk mendukung satu atau lebih aplikasi. Jika dilihat dari penjelasannya memang terlihat rumit dan untuk memonitoring multi-cloud environment ini memiliki beberapa prosedur yang tidak mudah. Menurut Stacy Collet, public cloud nantinya akan menambahkan kerutan yang kompleks lainnya ke visibilitas jaringan Anda. Untuk itu, jika Anda masih belum memahami apa yang dimaksud dengan multi-cloud monitoring, berikut ini akan kami jelaskan khusus untuk Anda.

Dalam artikel sebelumnya, kami sudah menjelaskan apa yang dimaksud dengan multi-cloud dan perbedaannya dengan hybrid cloud. Multi-cloud monitoring sendiri sangat dibutuhkan untuk Anda yang sudah menerapkan sistem multi-cloud di perusahaan. Seperti yang kita ketahui, dunia IT sekarang ini semakin kompleks sehingga membuat kebanyakan orang terutama pemilik perusahaan mulai tertarik dengan private dan public cloud yang akan menggantikan computing yang dipercaya dapat membuat segalanya menjadi lebih mudah.

Keuntungan Multi-Cloud

Sebenarnya apa saja keuntungan dari multi-cloud? Netmonk telah merangkum 5 keuntungan atau manfaat yang bisa Anda dapatkan ketika perusahaan Anda beralih pada multi-cloud environment seperti berikut ini.

1. Arsitektur Handal

Manfaat pertama yang bisa Anda dapatkan dari multi-cloud adalah arsitekturnya yang handal. Dengan memanfaatkan banyak solusi cloud seperti multi-cloud ini akan menciptakan redundansi yang mengurangi resiko satu titik kegagalan. Tidak hanya itu saja, multi-cloud mengurangi kemungkinan kegagalan layanan tunggal yang akan membuat seluruh perusahaan offline.

2. Mengoptimalkan ROI

Manfaat kedua adalah ROI atau Return of Investment. Dengan multi-cloud dapat memungkinkan perusahaan Anda untuk memilih solusi spesifik yang paling cocok untuk organisasi Anda. Perusahaan Anda dapat mengalokasikan sumber daya untuk penggunaan spesifik, memaksimalkan sumber daya, serta membayar yang hanya digunakan saja ketika berbagai kebutuhan bisnis muncul, berubah dan menjadi lebih kompleks.

3. Kesiapan Bencana Lebih Baik

Manfaat ketiga adalah Anda dapat menyiapkan antisipasi bencana dengan lebih baik. Permasalahan seperti downtime sangat rendah terjadi di beberapa vendor cloud. Seperti penyedia layanan milik Google Cloud Platform, dan AWS (Amazon Web Services) dapat memberikan perlindungan terhadap klien mereka sehingga Anda dapat memanfaatkan dua atau lebih layanan tersebut untuk mengurangi resiko bencana secara signifikan.

4. Bebas untuk Memilih

Manfaat selanjutnya Anda bisa bebas untuk memilih. Beberapa penyedia cloud mungkin tidak dapat menyediakan semua layanan komputasi yang dibutuhkan perusahaan sehingga manajemen keuangan di perusahaan Anda khawatir akan vendor lock-in. Jika bisnis Anda menemukan kesepakatan yang lebih baik dengan penyedia lain, maka Anda bebas untuk memilih yang lain.

5. Keamanan Tingkat Lanjut 

Manfaat terakhir yang bisa Anda dapatkan adalah tingkat keamanan lebih lanjut. Multi-cloud mengurangi resiko serangan denial of service (DDoS) terdistribusi yang dapat membuat aplikasi mission-critical offline. Tidak hanya itu saja, multi-cloud memberdayakan perusahaan dengan mempertahankan kepatuhan keamanan yang ketat sambil mengoptimalkan sumber daya komputasi seperti halnya hybrid cloud.

Alasan menggunakan strategi Multi-Cloud

Apa alasan perusahaan yang memutuskan menggunakan multi-cloud?  Berikut ini Netmonk telah merangkum beberapa alasan mengapa banyak perusahaan menggunakan strategi multi-cloud diantaranya adalah: 

1. Keberagaman Cloud

Dengan menggunakan strategi multi-cloud, berarti cloud tidak bisa dikunci pada satu vendor karena kebijakan internal atau adanya inisiatif untuk menghindari kegagalan dengan satu vendor. Jika mengalami kegagalan dalam satu vendor, maka penyedia cloud public juga akan padam.

2. Pengoptimalan Biaya

Selanjutnya adalah perusahaan Anda dapat memilih untuk memanfaatkan penyedia cloud yang berbeda untuk pengembangan atau menguji proyek jangka pendek, jika harganya menguntungkan.

3. Redundansi

Alasan perusahaan yang menggunakan strategi multi-cloud adalah dapat melakukan pencadangan dan pemulihan bencana data yang mengalami misi kritis (critical-mission) ke penyedia cloud yang berbeda.

4. Misi Kritis Vs Bisnis Kritis

Selanjutnya adalah misi kritis vs bisnis kritis. Perusahaan Anda dapat mempertahankan dan memisahkan beban kerja misi kritis mereka. Selain itu, perusahaan Anda juga dapat memilih untuk memindahkan beban kerja bisnis tertentu ke public cloud. Hal tersebut bisa dikatakan sangat efisien, bukan?

5. Dapat Memanfaatkan Spesialisasi Awan

Terakhir adalah dapat memanfaatkan spesialisasi awan (cloud specialization) dengan menggunakan strategi multi-cloud ini. Apa maksudnya? Memanfaatkan kemampuan unik dari penyedia cloud seperti Analisis Data berbasis AI untuk Google Cloud Platform atau pun Microsoft SQL Server untuk Azure.

Tantangan dalam Multi-Cloud

Lalu apa saja tantangan yang akan Anda hadapi ketika menggunakan atau beralih ke multi-cloud? Berikut 5 tantangan dalam multi-cloud yang harus Anda hadapi.

1. Perubahan yang Konstan

Ada beberapa alasan yang membuat perusahaan-perusahaan menggunakan strategi multi-cloud yaitu flesibilitas dan skalabilitasnya. Namun, menurut Dave Anderson, seorang pakar kinerja digital di vendor manajemen dan pemantauan Dynatrace, dalam sebuah wawancara email yang dikutip oleh Cynthia Harvey, menjelaskan bahwa tantangan terbesar multi-cloud adalah “mengikuti apa yang sedang berjalan, di mana dan bagaimana kita akan mengatur ini ketika lingkungan terus berubah setiap detik.”.

2. Alat vendor cloud

Tantang kedua adalah tools dari vendor cloud yang belum maksimal. Dalam laporan Interop ITX 2018 State of the Cloud yang dikutip oleh Cynthia, menyebutkan bahwa 37 persen responden mengatakan bahwa mereka mengandalkan layanan monitoring yang disediakan oleh vendor cloud public mereka. Namun alat-alat tersebut memiliki kelemahan yaitu hanya dapat me-monitoring dan mengelola beban kerja yang berjalan pada infrastruktur satu vendor tersebut. Alat monitoring yang disediakan oleh vendor cloud public dapat memberikan pandangan yang terkonsolidasi dari semua lingkungan tersebut.

 3. Tidak Ada Dukungan Cloud

Tantangan ketiga adalah tidak adanya dukungan cloud di dalam alat yang sudah cukup lawas. Beberapa dari Anda yang sudah memiliki alat monitoring, pasti ingin menggunakannya untuk pusat data in-house dan memperluas penggunaannya ke cloud. Namun sebagaimana yang kita tahu, alat lawas tidak dirancang untuk monitoring cloud sedangkan beberapa vendor, gagal dalam menyediakan tingkat detail dan kemampuan komprehensif yang dicari perusahaan-perusahaan.

4. Tantangan Memilih Alat Monitoring

Jika Anda sudah menggunakan strategi multi-cloud ini, tentunya Anda akan memikirkan membeli alat monitoring sesuai dengan budget yang dimiliki, namun seperti yang diketahui alat-alat tersebut tidak murah. Lalu apa yang menjadi masalahnya? Untuk menentukan alat monitoring ini tidak mudah. Tantangan dari memilih alat monitoring multi-cloud seperti fitur yang disediakan dan kriteria yang berbeda yang perlu Anda pertimbangkan. Tingkat penelitian dan evaluasi dari memilih alat monitoring jaringan membutuhkan tingkat upaya yang signifikan.

5. Keterampilan Staff IT

Last but not least, tantangan kelima yang akan Anda hadapi adalah keterampilan staff IT Anda yang harus terus dilatih. Di saat perkembangan teknologi yang semakin maju dan perubahan yang terjadi begitu cepat, keterampilan staff IT yang mumpuni sangat dibutuhkan. Tantangannya adalah untuk melatih keterampilan staff IT Anda tentu membutuhkan waktu yang tidak sedikit.

Jika tidak dilatih, kurangnya keterampilan dapat menimbulkan hambatan bagi perusahaan dalam menggunakan strategi multi-cloud. Anderson merekomendasikan seperti yang dikutip dari artikel yang ditulis oleh Cynthia, agar perusahaan mencoba untuk mengkonsolidasikan alat monitoring mereka dengan menggunakan alat yang terbaik yang menyediakan visibilitas real-time di seluruh lingkungan mereka. 

Sudah banyak alat yang menggabungkan monitoring di lingkungan multi-cloud. Untuk memilih mana alat monitoring yang tepat, salah satu poin penting adalah fiturnya. Pilihlah yang memiliki kemampuan untuk dapat beradaptasi, mendukung kolaborasi dengan pengembangan produk dan tim infrastruktur lainnya, dan kemampuan untuk mengintegrasikan data dari berbagai sumber. Tidak hanya itu saja, Anda harus mempertimbangkan alat yang dapat memperhitungkan faktor-faktor seperti manajemen biaya.

Itu lah pembahasan multi-cloud monitoring untuk artikel kali ini. Jika Anda tertarik untuk memonitoring jaringan, maka Netmonk, penyedia aplikasi monitoring jaringan Indonesia, bisa menjadi solusi yang tepat untuk bisnis Anda. Hubungi langsung tim marketing kami di sini untuk info selanjutnya. Bagi Anda yang ingin melihat bagaimana cara kerja produk kami, silahkan kunjungi halaman website kami.

Referensi :

https://www.cloudflare.com/learning/cloud/what-is-multicloud/

https://www.networkworld.com/article/3398482/network-monitoring-in-the-hybrid-cloudmulti-cloud-era.html

https://www.networkcomputing.com/cloud-infrastructure/top-5-challenges-monitoring-multi-cloud-environments

https://www.citrix.com/glossary/what-is-multi-cloud.html

Gunakan NetMonk dan Dapatkan Konsultasi Gratis!

Konsultasi jaringan secara gratis dengan para engineer kami selama berlangganan NetMonk