Jika prediksi komputasi tepat, maka tak lama lagi kita akan menyaksikan booming penggunaan cloud yang jauh lebih besar dibandingkan sekarang. Penyimpanan cloud di tahun 2025 diperkirakan mencapai lebih dari 100 zettabytes, 1 zettabyte sama dengan 1 triliun gigabytes! Saat jaringan menggunakan cloud, kita memerlukan load balancing.
Seiring dengan berjalannya waktu, aplikasi yang berbasis cloud akan semakin banyak, sehingga jumlah pengguna dan permintaan pun akan makin tinggi. Di tengah lalu lintas yang tinggi, load balancing akan menangani agar performa jaringan tetap baik. Nah, di bawah ini kita akan membahas lebih dalam tentang load balancing dan fungsinya dalam arsitektur jaringan.
Apa Itu Load Balancing?
Load balancing adalah proses di mana beban kerja di dalam jaringan komputer dialokasikan. Di lingkungan yang menggunakan cloud, maka beban kerja akan didistribusikan seimbang agar beban kerja yang berat tidak menghambat dan memperlambat kerja. Dengan begitu, aplikasi berbasis cloud tetap bisa bekerja dengan efisien dan dapat diandalkan dengan baik.
Perusahaan yang menggunakan jaringan dan layanan load balancing mampu mengatur permintaan klien dengan baik dengan cara menyediakan distribusi kerja yang baik ke beberapa komputer, server, atau jaringan. Tujuan utama provider load balancing adalah untuk mengoptimalkan semua sumber yang tersedia dan memastikan waktu respons aplikasi berkurang, sehingga kinerjanya tetap cepat.
Fitur Cloud Load Balancing
Sistem cloud load balancing dipenuhi dengan fitur yang berguna dan sangat membantu. Semua fiturnya ini mampu menjaga agar aplikasi tetap bertahan dalam lalu lintas yang padat, mempercepat performa, dan melindungi aplikasi dan layanan cloud dari kegagalan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Berikut ini adalah beberapa fitur cloud load balancing yang akan sangat berpengaruh dalam mendistribusikan beban kerja:
1. Auto Scaling yang Mulus
Dengan bantuan cloud load balancing, aplikasi berbasis cloud bisa diberlakukan auto scaling secara efektif dan lalu lintas beban kerja pun bisa diatasi sesuai dengan kebutuhan. Ini akan berguna bukan hanya saat lalu lintas tiba-tiba melonjak saja, tapi juga saat lalu lintas tiba-tiba menurun. Fitur ini sangat terjangkau karena mampu mengurangi konsumsi sumber daya seiring dengan menurunnya permintaan aplikasi cloud dan server.
2. Mendukung Beberapa Protokol
Software cloud load balancing dirancang secara spesifik untuk digunakan pada aplikasi berbasis cloud, maka software ini mendukung berbagai protokol terbaru. Di antaranya adalah load balancing HTTP/2, TCP, dan UDP.
3. Pemeriksaan Kondisi Aktif
Cloud load balancer diprogram untuk mengadakan health check atau pemeriksaan kondisi secara berkala. Caranya adalah dengan mengirimkan permintaan pemeriksaan ke setiap server aplikasi berbasis cloud. Fitur ini dilakukan untuk memonitor kondisi setiap server yang digunakan. Di akhir pemeriksaan, load balancer juga akan memverifikasi responsnya.
Pemeriksaan kondisi yang berkala ini tentu sangat berguna dalam memastikan apakah aplikasi cloud keadaannya baik? Apakah aplikasi tersebut menemukan permintaan koneksi baru? Pemeriksaan yang berkala akan memastikan bahwa semua berjalan dengan lancar dan tidak mengganggu kinerja aplikasi yang lain.
4. Performa Tetap Tinggi Saat Lalu Lintas Tinggi
Tak perlu khawatir apabila jumlah permintaan tiba-tiba meningkat dan menyebabkan lalu lintas sangat padat di aplikasi berbasis cloud. Semua aplikasi ini performanya tidak akan melambat. Sebesar apa pun beban kerjanya, performa akan tetap baik karena load balancing akan memastikan beban kerja didistribusikan dengan seimbang. Tidak akan ada yang kerjanya terlalu berat hingga akhirnya menghambat kerja yang lainnya. Pembagian kerja yang baik adalah tugas utama load balancer.
Kelebihan Load Balancing
Jika saat ini kamu menggunakan berbagai layanan dan infrastruktur cloud untuk meningkatkan performa perusahaan, tentu diperlukan penyedia load balancing agar lebih banyak permintaan yang bisa dipenuhi dan dikerjakan dengan baik. Bahkan jika tidak menambahkan layanan cloud tambahan pun, beban kerja cloud mungkin bertambah.
Di saat inilah dibutuhkan load balancing. Kalau cloud tidak bisa merespons ke server di jam-jam krusial, tentu akan berdampak buruk bagi perusahaan. Di bawah ini ada beberapa kelebihan penggunaan load balancing pada infrastruktur cloud:
1. Performa Aplikasi Tinggi
Jika menggunakan provider load balancing yang tepat, akan lebih mudah untuk memastikan bahwa cloud bisa tetap bekerja dengan efektif dan efisien, meski lalu lintas sedang sangat tinggi. Load balancer akan mengatasi masalah ini dan mendistribusikan beban kerja untuk menjaga performa tetap tinggi setiap saat.
2. Mampu Menghadapi Lalu Lintas Tinggi
Saat menggunakan load balancing yang tepat, perusahaan tidak perlu mempekerjakan tenaga IT profesional untuk mengatasi lalu lintas yang tinggi. Load balancer cloud akan mengatur permintaan server agar tiap server bisa beroperasi dengan efisien dan tetap dalam kapasitas performa tinggi yang seharusnya.
Bahkan dengan load balancer yang berkualitas dan bereputasi tinggi, pembagian beban kerja ini memungkinkan server untuk mencapai hasil optimal dengan waktu respons yang sependek mungkin. Dengan begitu, semua pekerjaan tetap terselesaikan dengan baik di saat sibuk sekalipun.
3. Fleksibel
Cloud load balancer mampu mengontrol lalu lintas yang padat dan mendistribusikannya ke beberapa server dan unit jaringan. Hasilnya, beban kerja yang berat akan teralihkan dan dibagi-bagi dengan seimbang. Bahkan jika berada di node spesifik di mana sudah tidak bisa menerima beban kerja lagi, maka beban ini akan dipindahkan ke node aktif lainnya saat itu juga. Dengan cloud load balancing, lalu lintas aplikasi diatur dengan lebih mudah dan fleksibel.
4. Tarifnya Terjangkau
Saat perusahaan menggunakan cloud load balancing provider yang efisien, load balancer akan mengantarkan performa layanan cloud yang lebih baik dibandingkan dengan tidak menggunakan layanan ini sama sekali. Tentu kinerja perusahaan secara keseluruhan akan membaik. Semua ini bisa didapatkan dengan harga yang terjangkau.
5. Dapat Diandalkan dan Meningkatkan Skalabilitas
Jika skalabilitas menjadi perhatian perusahaan, load balancer akan dengan mudah merespons jika terjadi lonjakan permintaan dan lalu lintas sangat padat. Saat layanan cloud mengalami eror, load balancer akan secara efisien mengalihkan lalu lintas dari sumber yang mengalami eror. Dengan begitu, beban kerja yang terlalu berat dan menjadi masalah pun dialihkan ke sumber lainnya di dalam lingkungan cloud.
Agar jaringan internet yang digunakan di perusahaan berjalan lancar setiap saat, pastikan untuk menggunakan aplikasi monitoring jaringan yang dapat mengontrol performanya. Pastikan menggunakan layanan yang terpercaya dan dapat diandalkan seperti Netmonk Prime.
Sebagai layanan monitoring jaringan yang terpercaya di Indonesia, Netmonk Prime mampu memantau segala aktivitas di jaringan komputer untuk memastikan performanya tetap optimal. Tersedia uji coba selama 14 hari, yuk gunakan layanan Netmonk yang telah digunakan lebih dari 5000 perusahaan di Indonesia!
Referensi:
https://middleware.io/blog/cloud-load-balancing/