Jaringan merupakan tulang punggung dalam bisnis digital di berbagai sektor industri. Jaringan komputer terhubung ke berbagai perangkat, server, dan layanan di seluruh perusahaan. Karyawan membutuhkan jaringan ini untuk bekerja dan berkolaborasi dengan lancar, sementara pelanggan membutuhkannya untuk mendapat layanan yang mulus. Karena itu, dibutuhkan monitoring jaringan agar performa tetap baik.
Teknologi sekarang sifatnya sangat dinamis dan hal ini terefleksi ke jaringan komputer. Sangat penting untuk memiliki sistem monitoring jaringan untuk menavigasikan semua tugas di jaringan agar bekerja dengan baik. Untuk membangun sistem monitoring yang kuat, di artikel ini kita akan membahas strategi efektif monitoring jaringan untuk bisnis digital di tahun 2024.
1. Tentukan Dasar Perilaku Jaringan
Titik awal penerapan sistem pemantauan jaringan adalah menetapkan dasar perilaku jaringan. Pastikan untuk memiliki dokumen yang menyoroti seperti apa perilaku jaringan normal, kisaran nilai yang diterima untuk semua parameter yang dipantau, dan perangkat apa saja yang terhubung. Tahap ini juga merinci bagaimana jaringan berinteraksi dengan perangkat dan layanan di luar jaringan.
Informasi yang didapat dari dasar perilaku jaringan ini menciptakan dasar-dasar di mana semua pengambilan keputusan mengenai desain sistem pemantauan dibangun. Sangat mudah untuk tergoda melewati tahap awal ini, dengan asumsi bahwa kita sudah sangat paham akan jaringan perusahaan kita. Namun, jika fondasinya saja sudah goyah, maka jaringan akan tidak akan lancar.
2. Pastikan Ketersediaan Sistem Pemantauan yang Tinggi
Sering kali, tool pemantauan jaringan itu sendiri dihosting di dalam jaringan yang sama dengan yang dipantau. Artinya, jika jaringan turun atau mengalami perlambatan secara signifikan, maka monitor jaringan juga ikut melambat, bahkan mati. Kalau sampai terjadi, tentu analisis data hampir tidak mungkin dilakukan.
Oleh karena itu, kita harus memastikan dulu bahwa tool monitoring jaringan yang digunakan memiliki ketersediaan yang tinggi dan ada opsi failover. Cara paling mudah dan paling murah adalah mereplikasi dan menyimpan semua data monitor di pusat data independen. Adanya opsi failover dapat memicu instalasi otomatis untuk monitoring dengan jaringan lain. Sistem ini kemudian dapat dikonfigurasi untuk mengambil info dari cadangan ini dalam keadaan darurat.
3. Waspada Terhadap Peringatan Secara Bertubi-tubi
Dalam jaringan ada yang disebut dengan daisy chain topology, yang berupa tata letak di mana komponen dihubungkan secara seri, seperti kelopak bunga aster. Di perusahaan besar, komponen ini daisy chain topology yang paling sering digunakan adalah switch. Jika switch gagal, maka dapat memicu beberapa peringatan yang mengalir ke tiap sakelar yang ada di dalam rantai. Jika ini terjadi, maka peringatan akan terjadi secara bertubi-tubi.
Peringatan ini akan terjadi jika tidak ditempatkan di tempat-tempat yang dianalisis dengan benar dan strategis. Terlalu banyak peringatan dapat menyebabkan kelelahan dan justru akan diabaikan, bukannya ditangani seperti seharusnya. Operasi yang penting pun bisa terganggu.
4. Pastikan Manajemen Konfigurasi Terkait dengan Monitoring
Berbagai perangkat terlibat dalam menjaga aliran data melalui jaringan. Sebuah router memiliki parameter konfigurasi yang berbeda dibandingkan dengan switch. Penggunaan konfigurasi yang tepat sangat penting untuk jaringan yang stabil dan aman. Banyak yang tetap mempertahankan konfigurasi default yang sudah disertakan dalam perangkat, tapi sebenarnya ini tidak disarankan karena persyaratan perusahaan mungkin tidak sesuai dengan default.
Di sinilah manajemen konfigurasi berperan untuk menyesuaikan nilai individual tanpa menimbulkan dampak signifikan pada jaringan. Ketika tool manajemen konfigurasi terhubung dengan tool monitoring, admin dapat mengontrol pengguna dan perangkat dengan visibilitas jaringan yang lengkap. Dengan begitu, kesalahan yang terjadi akan lebih sedikit dan memungkinkan terjadinya perubahan pada skala yang lebih kecil.
Manajemen konfigurasi juga akan mengotomatiskan komponen baru ke dalam jaringan sekaligus menjadi baseline. Dengan manajemen konfigurasi, peta jaringan pun akan tetap diperbarui dalam aktivitas monitoring jaringan.
5. Kumpulkan Data dari Beberapa Perangkat Jaringan untuk Mendapat Gambaran Lengkap
Gambaran lengkap kondisi jaringan digambarkan oleh kombinasi informasi yang disurvei dari berbagai perangkat yang terhubung dengannya. Setiap titik data harus dianalisis berdasarkan dugaan untuk melihat wawasan seperti apa yang dapat diperoleh dari titik-titik data tersebut.
Sasaran harus ditetapkan pada awal latihan desain pemantauan jaringan. sama seperti aktivitas besar lainnya. Sasaran ini kemudian dapat disaring hingga menjadi wawasan yang diperlukan untuk memenuhi masing-masing sasaran tersebut. Wawasan ini kemudian dapat dilacak kembali untuk melihat dari mana info tersebut didapat. Monitoring juga harus disesuaikan untuk menyaring gangguan yang tidak perlu.
6. Konfigurasi dan Pertahankan Dasbor yang Kuat
Monitoring jaringan bergantung pada satu hal, yaitu dasbor yang memberikan visibilitas lengkap dari setiap aspek jaringan. Admin harus dapat mengenali perilaku abnormal hanya dengan melihat sekilas ke dasbor. Visualisasi penting untuk setiap aktivitas monitoring. Meskipun sebagian besar tool monitoring secara otomatis membuat peta jaringan, harus ada ketentuan untuk menambahkan masukan dengan lebih spesifik. Dasbor juga perlu disesuaikan berdasarkan lokasi dan peran orang yang menggunakannya.
Cara ideal untuk mendesain dasbor adalah dengan memberikan bobot pada komponen paling penting sambil menampilkan sisanya sebagai bagian dari alur insiden hanya dengan melihatnya sekilas. Dasbor yang tidak rapi hanya akan menjadi berat seiring bertumbuhnya jaringan dan memperlambat analisis.
7. Buat Dokumentasi Proses Eskalasi
Pastikan agar setiap proses ada dokumentasinya. Di dalamnya menjelaskan dengan detail kapan eskalasi harus dilakukan, proses apa yang harus dijalani, dan siapa saja yang perlu dilibatkan di setiap level. Masalah jaringan apa pun yang terlihat di dasbor akan tercatat dan melalui saluran penyelesaian yang tepat. Terutama untuk perusahaan besar, dokumentasi eskalasi sangat dibutuhkan, tapi perusahaan berskala medium dan kecil juga akan membutuhkannya.
8. Buat Laporan di Tiap Lapisan Jaringan
Pada umumnya, jaringan mengikuti 4 lapis TCP/IP dan beberapa masih menggunakan model interkoneksi sistem terbuka sebanyak 7 lapis. Setiap lapisan terika pada fungsi masing-masing, yaitu aplikasi, transportasi, internet, dan akses jaringan. Setiap lapisan ini harus dibuat laporan agar proses monitoring lebih lancar.
Saat ini monitoring jaringan adalah kebutuhan di setiap jaringan perusahaan agar performanya tetap lancar, kerja karyawan tetap lancar dan pelanggan tetap mendapatkan layanan yang mulus. Pastikan untuk menggunakan tool yang bereputasi seperti Netmonk untuk mendapatkan layanan monitoring terbaik. Hadir dengan salah satu produknya, Netmonk Prime, yang memberikan modul monitoring jaringan untuk mengakuisisi data dari perangkat jaringan. Tim IT perusahaan pun dapat menjalankan kegiatan operasional dengan lebih baik dan aman. Ingin mencoba Netmonk Prime dengan gratis? Langsung saja kunjungi Netmonk sekarang juga!
Referensi :
https://www.spiceworks.com/tech/networking/articles/network-monitoring-best-practices/amp/