Load average Linux adalah metrik utama untuk mengukur kinerja CPU dan kinerja sistem operasi di Linux. Beban ini juga bisa untuk memantau penggunaan sumber daya.
Apabila terjadi kelebihan beban, kamu perlu mengoptimalkan atau mematikan proses karena bisa menghabiskan banyak daya. Agar beban kerjanya menjadi seimbang, kamu juga harus menyediakan lebih banyak sumber daya.
Namun, bagaimana menentukan server yang kamu miliki mempunyai kapasitas muat yang cukup? Selengkapnya, pahami apa itu system load Linux, contoh, dan bagaimana cara menghitungnya di sini.
Apa itu Load Average Linux?
Load average adalah beban sistem rata-rata pada server Linux untuk jangka waktu tertentu. Artinya, permintaan CPU dari server yang mencakup utas yang sedang beroperasi dan yang dalam antrian.
Sistem idle mempunyai beban 0. Sedangkan setiap proses yang berjalan atau ada dalam daftar tunggu menjadikan beban bertambah menjadi 1.
Beban ini, tidak memberikan informasi yang bermanfaat karena beban bisa berubah sewaktu-waktu dalam hitungan detik.
Biasanya instruksi top atau uptime akan menyajikan rata-rata beban server dengan keluaran seperti berikut.
Angka-angka di atas menunjukkan CPU load average selama periode satu, lima, dan lima belas menit.
Beban 1 bisa berarti sekitar 100% pemakaian sumber daya pada sistem prosesor inti tunggal (single core processor). Dan sistem ini tentu sudah tidak ada saat ini. Kecuali jika kamu tidak memutakhirkan sistem milikmu selama satu dekade.
Sementara untuk prosesor dengan dua inti (dual core), beban 1 berarti 1 inti 100% menganggur, artinya penggunaan CPU sekitar 50% (dibagi menjadi 2). Hal ini berlaku juga dengan prosesor inti empat (quad core), penggunaan CPU menjadi 25%.
Sementara untuk memperkirakan pemakaian sumber daya, kamu bisa menggunakan rasio load average terhadap jumlah inti prosesor. Meski bukan angka pasti, tetapi bisa membantumu untuk memonitor sumber daya.
Cara Memeriksa Load Average Linux
Setelah mengetahui definisi load average Linux, kini kamu bisa mencari rata-rata bebannya menggunakan tiga cara menghitung load average berikut.
- Uptime
Untuk menggunakan perintah uptime, kamu bisa membuka baris perintah menggunakan shortcut key CTRL+ALT+T dan mengetikkan uptime. Setelahnya, akan muncul keluaran berupa jumlah waktu yang telah terpakai bersama jumlah pengguna aktif dan load average.
Dari gambar di atas, load average untuk menit terakhir adalah 0.03, sedangkan untuk lima menit sebesar 0.03 dan 0.01 untuk lima belas menit terakhir.
- Top
Selain perintah uptime, kamu juga bisa menggunakan top command. Cukup buka terminal perintah dan ketik top, dengan begitu antarmuka top akan muncul.
Melalui perintah ini, kamu akan mendapatkan gambaran lebih mendalam tentang pemakaian sumber daya sistem.
Seperti yang tampak dalam kotak di atas, load average untuk menit terakhir adalah 0.34. Sementara lima menit terakhir adalah 0.14 dan 0.405 untuk lima belas menit.
- Glances Tools
Terakhir, memanfaatkan alat glances.
Alat ini sekilas memberikan informasi seperti perintah top. Namun, hasilnya lebih detail tentang pemakaian sumber daya sistem. Untuk memakai alat ini, kamu bisa menginstal paketnya dengan perintah: sudo apt-get install glances.
Setelah pemasangan selesai, ketik glances di terminal. Selanjutnya, akan muncul antarmuka yang menggambarkan beban rata-rata Linux dan informasi lain.
Di sini, kamu akan memperoleh informasi berupa jumlah inti prosesor dan load average-nya.
Pada area kotak, tampak bahwa beban rata-rata menit terakhir adalah 0.14. Sementara lima menit dan lima belas menit, nilai bebannya adalah 0.12 dan 0.05.
Load average Linux adalah metrik penting yang mudah digunakan untuk memantau sumber daya sistem. Menjaganya tetap stabil akan memastikan bahwa sistem Anda tidak akan mengalami masalah seperti crash atau lemot.
Sumber:
https://www.digitalocean.com/community/tutorials/load-average-in-linux
Gunakan NetMonk dan Dapatkan Konsultasi Gratis!
Konsultasi jaringan secara gratis dengan para engineer kami selama berlangganan NetMonk