Virtual Private Server: Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya

Pengertian & Fungsi Virtual Private Server Apa itu Virtual Private Server? Virtual Private Server atau biasa disingkat dengan VPS merupakan

Pengertian & Fungsi Virtual Private Server

Apa itu Virtual Private Server? Virtual Private Server atau biasa disingkat dengan VPS merupakan sebuah server yang menampung data maupun perangkat lunak yang diperlukan sehingga dapat menjalankan aplikasi atau situs web. Virtual Private Server umumnya digunakan sebagai penyimpanan sekunder, meluncurkan aplikasi web, serta mengembangkan dan menguji aplikasi baru. 

Selain itu, VPS juga berfungsi untuk menyediakan lingkungan yang tervirtualisasi terutama untuk hosting situs web dan aplikasi. Walaupun VPS memiliki fungsi yang sama seperti server fisik, akan tetapi VPS memiliki sistem operasi, sumber daya, maupun panel kontrol sendiri. Jenis server ini memiliki beberapa fungsi spesifik diantaranya seperti menghosting situs web dan aplikasi dengan menyediakan sumber daya yang diperlukan. Sumber daya yang diperlukan biasanya berupa memori, CPU, dan penyimpanan.

Tidak hanya itu, VPS dapat menyesuaikan lingkungan hosting yang diperlukan sesuai kebutuhan spesifik lainnya seperti mengkonfigurasi pengaturan server dan menginstal perangkat lunak. Fungsi lainnya juga dapat dilihat dari bagaimana cara sistem operasi VPS bekerja. Biasanya jenis server ini bekerja secara independen dan diisolasi dari server virtual lainnya. Cara beroperasi ini dapat memastikan kinerja VPS tidak dapat terpengaruh. Dari segi keamanan, menggunakan VPS lebih menguntungkan karena adanya keamanan tambahan dibandingkan dengan shared hosting

Di samping pengertian dan fungsi dari Virtual Private Server itu sendiri, jenis server ini memiliki beberapa jenis berdasarkan virtualisasinya. Dikutip dari Jurnal Universitas Sains & Teknologi Komputer, setidaknya terdapat empat jenis VPS berdasarkan virtualisasinya.

4 Jenis Virtual Private Server Berdasarkan Virtualisasi

1. OpenVz

OpenVZ atau singkatan dari Open Virtuozzo adalah jenis VPS yang berbasis kernel Linux. Dengan menggunakan jenis VPS ini, pengguna dapat menginstal sistem operasi Linux seperti Fedora, Ubuntu, dan Debian. Penggunaan OpenVZ memberikan beberapa manfaat yang dapat membantu pengguna. Salah satunya adalah biayanya yang terjangkau, dimana jenis VPS yang satu ini bersifat open-source dan bisa digunakan tanpa dikenakan biaya. Selain itu, OpenVZ mampu mengubah pengaturan dan migrasi VPS tanpa restart container. Kemudian, selama menggunakan OpenVZ pengguna bisa menginstal firewall yang dapat mencegah munculnya akses yang tidak diinginkan ke hosting VPS pengguna. 

2. KVM

KVM (Kernel-Based Virtual Machine) merupakan jenis VPS yang memiliki sistem kontrol lebih lengkap dibandingkan dengan OpenVS. KVM memiliki server tersendiri pada masing-masing VPS sehingga memungkinkan pengguna untuk menentukan penggunaan sumber daya hosting. Jenis VPS ini memiliki penyimpanan tambahan berupa NAS (Network Attached Storage) dan Multipath I/O yang menyebabkan data website tetap dapat diakses walaupun perangkat keras mengalami error atau gangguan.

3. Hyper V

Jenis VPS berikutnya adalah Hyper V yang sistem operasi dasarnya menggunakan Windows. Walaupun menggunakan sistem operasi dasar berupa WIndows, Hyper V tetap bisa menginstal sistem operasi atau operation system lainnya. Dibandingkan dengan jenis VPS lainnya, penggunaan memori server pada jenis VPS ini perlu diperhatikan agar performa server tidak terbebani. 

Hal ini dapat terjadi apabila pengguna menggunakan terlalu banyak memori server. Meskipun perlu adanya perhatian lebih pada penggunaan memori server Hyper V, akan tetapi VPS Hyper V memiliki fitur yang disebut dengan Disaster Recovery. Fitur ini mampu menyimpan backup data VPS pada server terpisah serta data yang dapat dikembalikan kapan saja. 

4. Xen

Berbeda dengan ketiga jenis VPS yang telah disebutkan sebelumnya, Xen merupakan jenis server yang menggunakan sebuah teknik yang disebut paravirtualization. Dikutip dari Blog Unnes, paravirtualization merupakan teknik virtualisasi dengan cara melakukan eksekusi permintaan dari sistem operasi sehingga perilaku dalam sebuah kerja sistem perangkat keras yang berbeda dapat ditiru oleh sistem operasi. 

Hal ini tentunya membantu dalam meningkatkan performa pada server. Selain itu, dengan menggunakan jenis VPS Xen, set up dan pengelolaan dapat dilakukan dengan mudah. Hal ini disebabkan karena adanya fitur bernama XENCenter Management Console yang mampu memulai, menghentikan, dan membuat backup VPS dengan satu klik. 

Penggunaan keempat jenis VPS ini pastinya ditentukan dan digunakan oleh pengguna sesuai dengan kebutuhannya masing – masing. Untuk menunjang penggunaan Virtual Private Server yang maksimal, pengguna dapat mencoba modul Linux Server Monitoring dari Netmonk Prime. Di mana monitoring dapat dilakukan secara realtime selama 24/7 serta adanya fitur notifikasi melalui aplikasi Telegram maupun e-mail sehingga monitoring dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun. 

Referensi:

https://aws.amazon.com/what-is/vps/

https://blog.unnes.ac.id/

Gunakan NetMonk dan Dapatkan Konsultasi Gratis!

Konsultasi jaringan secara gratis dengan para engineer kami selama berlangganan NetMonk